Thursday, July 14, 2011

Aku Menulis Untuk Diri Sendiri

Banyak orang mengerti akan arti menulis namun sering kali mereka tidak memahami apa yang mereka tulis dan tentang apa manfaat yang mereka tulis tersebut. Pernahkah anda membayangkan para penulis dalam mencari ide dari tulisan yang mereka buat? tentu tidak. Karena kita selalu berpikir untuk diri sendiri dan selalu mementingkan diri sendiri dari pada memperdulikan orang lain di sekitar. 

Alangkah sempurnanya hidup jika kita mampu menulis dengan hati

Coba anda bayangkan sejenak, tentang hal apa yang akan anda tulis hari ini. Dan coba anda reka ulang kejadian hari ini yang anda alami, baik dari bangun tidur bahkan ketika anda tertidur. 

Usahakan untuk menulis ulang apa yang menjadi impian anda ketika saat itu, dan apakah yang akan anda lakukan untuk menghindari atau bahkan mewujudkan mimpi yang baru saja anda alami. Jika hal itu anda fahami maka anda akan menjadi seorang penulis yang mengerti arti tulisan anda apakah bermanfaat untuk diri anda atau kah akan menjadi beban pada diri anda. 

Arti Menulis Bagi Diri Pribadi

Sejak aku dilahirkan hingga hari ini, dari semenjak aku belajar menulis dan aku belajar membaca. Disana banyak yang telah ku temukan tentang apa arti menulis dan bagaimana cara menulis apa yang ada dalam pikiran kita dan apa yang ada dalam benak kita, semua itu akan menjadi sebuah karya jika kita selalu berupaya mengembangkan apa ingin di tulis saat ini, esok bahkan nanti.

Aku berusaha untuk mencoba dan mencoba memberikan apa yang bisa aku tulis agar apa yang aku tulis dapat bermanfaat untuk diri ku khususnya dan untuk banyak orang. 

Dalam diri ku, dari semenjak aku belajar menulis aku selalu membayangkan bagaiamana caranya aku bisa membuat orang membaca tulisan ku dan bagaimana caranya orang lain dapat memahami apa yang aku tulis. Namun semua itu tidak aku mengerti dan tak mampu aku fahami apa yang ingin ku tulis  dan apa yang akan ku tulis. Sering aku membayangkan hal-hal yang baru dan ingin sekali ku tulis. Namun ternyata menulis hal yang baru sangat sulit dari pada menulis tentang apa yang telah kita alami, karena pengalaman yang telah terjadi akan bisa menjadi cerita kita kepada anak cucu kita nanti. Apakah tulisan itu bermanfaat ataukah tidak, itu semua tergantung dari apa yang kita tulis tentang isi tulisan tersebut. 

Aku ingin sekali menulis

Saat ini ku pun bimbang dengan cerita ku sendiri, seakan aku terjebak dalam sebuah jurang dimana aku tidak bisa berlari lagi. Dihapan ku adalah jurang yang curang dan di depan ku adalah binatang buas yang akan menerkam ku. Entah ku harus bagaimana, apakah ku harus melompat ataukah aku harus melawan binatang buas itu. Sangat sulit ku utarakan tentang perasaan ku saat ini, sangat-sangat sulit ku bayangkan. 

Tahukah anda untuk apa ku menulis yang menurut ku hanya gundah dalam jiwa ku yang berontak. Namun jiwa ini tidak bisa dibohongi karena pada hakikatnya ku hanya seperti debu yang akan hilang ketika terkena air. Dan aku hanya setetes embun yang kan menguap ketika mentari bersinar. 

Menulis bagi diri ku adalah cara ku meluapkan kesedihan ku

Aku berusaha menutupi kesedihan ku kepada orang terdekat ku dan berusaha agar mereka tidak mengetahui bahwa diri ku sangat-sangat sedih dan sakit. Namun ku selalu mencoba untuk menutupinya, meski raut wajah ku bisa menutupi semua itu namun jiwa dan hati ini tidak mampu menutupi semua kesedihan yang ada dalam diri ku. 

Aku mulai lelah menulis

Aku sering kali drop akan semua yang ku jalani, tidak bersemangat dan tidak ada gairah untuk bangkit dari keterpurukan ku itu. Meski raga ini mencoba bangkit namun hati ini serasa amat berat untuk menghadapi semua ini. Karena kenyataannya ku harus kehilangan semangat ku, semangat jiwa ku yang telah ku tancapkan dalam diri seseorang yang amat berpengaruh tentang hidup ku. Kini ku hanya bisa diam, ku hanya bisa menangisi apa yang telah terjadi, sesungguhnya jiwa ku menjerit, sesungguhnya raga ini hancur. 

Ku Mencoba Tuk Menulis Kembali

Saat ku bimbang dan saat ku sedih, ku mencoba mengubah kesedihan itu menjadi sebuah tulisan, apakah tulisan itu bermanfaat atau tidak. Tapi aku tidak perdulikan semua itu, karena dalam benak ku hanya ingin meluapkan kesedihan ku tersebut dengan sejuta kata-kata yang begitu saja keluar dalam pikiran ku. 

Terkadang rasa itu muncul dan selalu muncul, betapa ingin ku memeluknya dan menatapnya penuh tanda tanya apa yang sebernanya terjadi dan apa yang ku alami ini mimpi ataukah kenyataan. Sudah lah semua itu hanya ungkapan kata, karena ku tidak akan melepasnya tanpa harapan apa pun. Ku akan memperjuangkan apa yang kurasakan saat ini, esok dan nanti. 


Wednesday, July 13, 2011

Pertama kali ku belajar menulis

Ku masih ingat banget pertama kali ku belajar menulis, waktu itu yang ku ingat adalah ketika ku memagang sebuah pensil kakak ku kalau tidak salah ketika dia duduk di bangku SD kelas 1 dan usia ku pada saat itu adalah 5 tahun. 

Mungkin itu bukan awal aku menulis sebuah tulisan atau coretan yang pertama kali ku buat pada dinding-dinding rumah atau bahkan pada ubin rumah ku. 

Namun buat ku pertama kali ku ingat ku menulis adalah merupakan hal pertama ku mulai belajar menulis. Saat itu aku ingat bahwa kakak ku sedang belajar membaca dan mewarnai sebuah gambar. Ketika itu aku memperhatikan dan mengikuti tingkah laku yang dilakukan kakak ku itu. Mungkin saat itu aku tidak tahu bagaimana menggunakan pensil dengan baik, yang ku perbuat bukan lah membantu kakak ku dalam mengerjakan pekerjaan rumahnya namun aku membantu dia mencoret-coret bukunya. Habislah aku dimarahinnya karena ulah ku tersebut. 

Keesokan harinya aku dibelikan sebuah buku oleh kakak ku yang satunya, entah dipinjamkan atau mungkin buku yang tidak dia pakai. Saat itu pula aku diajarkan bagaimana cara membuat sebuah garis dan membuat pagar yaitu garis yang banyak dan diberi garis ditangahnya sehingga nampak seperti pagar. 

Sulit ku membayangkan masa itu tanpa sebuah Foto

Saat itu kami belum mengenal yang namanya foto, mungkin pada tahun 1994 foto saat itu masih mahal dan belum banyak yang punya hape dengan kamera sehingga momen masa kecil ku itu tidak ada kenangan fotonya, sungguh masa-masa yang hanya dapat direkam dari pikiran saja dan ingatan yang saat ini mulai pudar karena banyak hal-hal yang baru dan menjadi pikiran yang amat sangat menyiksa, baik urusan pribadi, urusan kerjaan baik urusan kuliah. Namun semua itu harus berjalan beriringan dan sejalan dengan apa yang aku impikan. 

Ternyata semua itu hanya akan jadi kenangan

Masa kecil merupakan masa-masa dimana kita berpikir lepas tanpa beban dan tanpa perasaan, semua serasa amat menyenangkan yang ada hanya ingin bermain dan bergembira dengan teman-teman sebaya. Masa itu memang masa yang mudah sering kali banyak orang melupakannya, namun jika kita mampu membayangkan masa kecil kita dulu maka kita akan mampu pula membayangkan akan menjadi apa kita kelak. 

Dalam diri ku selalu ada keinginan untuk mencoba baik hal yang buruk maupun hal yang baik, namun hingga saat ini yang sering ku lakukan adalah hal-hal yang baik. Itu menurut pandangan ku entah bagaimana tentang pandangan orang lain tentang diri ku. Bahkan aku sendiri tidak tahu sisi buruk ku dimana dan sisi baik ku dimana, yang aku tahu adalah sikap ku ke orang lain tidak memberikan mereka melupakan ku namun terkadang mereka mencari ku dan membutuhkan ku (orang-orang tertentu saja).
Ingin rasanya ku membuat orang yang didekat ku tertawa lepas, melupakan sedikit beban yang ada. Namun pada dasarnya aku pun masih belum mampu tertawa lepas untuk melupakan masalah ku ini. Hanya dengan mengingat dan mengenang masa lalu dan perjalan hidup ku, ku berharap dapat membuat ku sedikit melupakan beban pikiran yang ada dalam otak ku. Andai otak ini bisa di format sedikit saja memori tentang kesedihan. Namun hal itu tidak akan terjadi kecuali ada istilah Amnesia atau Gila. Tapi aku tidak mau melupakan semua itu, karena dengan kesedihan dan kesenangan yang ku jalani saat ini dan nanti ku berharap bisa menjadi batu loncatan untuk ku menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya dan mampu membuat orang lain disekitar ku terutama orang-orang yang ku sayangi tersenyum melihat ku ketika ku telah tiada. 

Kembali kemasa dimana ku pertama kali menulis

Tulisan yang pertama aku buat ketika itu adalah sebuah huruf yang sangat-sangat bermanfaat untuk ku, yaitu aku diajarkan bagaimana menulis nama ku sendiri. Saat itu ku berpikir bagaimana caranya ku menulis nama ku tersebut, apakah aku bisa? dan bagaimana menulisnya? itu yang ada dalam benak ku saat itu. Akhirnya ku diajarkan mengenal huruf dari huru A sampai Z. Selama ku hidup huruf yang ku tahu dalam bahasa indonesia dan bahasa inggris adalah huruf abjad dari A sampai Z. Mungkin huruf lain pun ada namun itu bisa dibilang huruf sandi atau huruf-huruf jawa serta sansekerta. Tapi aku tidak akan menceritakan tentang bagaimana aku mengenal huruf abjad tersebut. Karena dengan aku mampu menuliskan nama ku tersebut sudah membuktikan diri ku mampu mempelajari huruf abjad sebelum ku duduk di bangku SD. 

Begitulah cerita pertama kali ku belajar menulis, bagaimana dengan anda?

Impian ku menjadi seorang aktor

Ketika usia ku masih sangat belia ketika itu ku duduk di bangku SD dimana ku diajarkan tentang banyak pengetahuan dan pejaran dasar. Saat itu aku dan teman-teman di kelas ku diajukan sebuah pertanyaan oleh wali kelas ku. 

Beliau bertanya kepada kami semua "Apa impian kalian ketika besar nanti?" 

Kami pun menjawab satu persatu, ada teman ku yang ingin menjadi seorang dokter, seorang guru dan menjadi seorang karyawan. Dan aku sendiri menjadi "aku mempunyai impian menjadi seorang aktor yang terkenal" entah apa impian itu menjadi hal yang sangat ku inginkan saat itu. 

Hari demi  hari ku lalui, beranjak ku duduk di bangku SMP, saat itu aku pun diajukan pertanyaan yang serupa ketika aku duduk di bangku SD kelas 2. Saat itu ku baru mulai Masa Orientasi Siswa atau yang dikenal MOS mungkin saat ini untuk tingkat SMP dan SMA adalah MOPD. 

Pada waktu itu yang bertanya hal yang sama adalah kakak kelas ku yang menjadi paniti pendamping dalam MOS tersebut, dia bertanya kepada kami semua peserta MOS. "Apa impian kalian ketika lulus SMP?" 

Hal serupa yang ku ingat dan selalu menjadi bayang-banyang diri ku adalah menjadi seorang aktor yang terkenal. Namun ketika ku menjawab ingin menjadi "seorang aktor terkenal" kakak paniti tertawa dan seolah-olah tidak yakin akan kemampuan ku dalam berakting. Memang saat itu mereka tidak mengenal siapa aku dan kemampuan ku. 

Hari demi hari telah berlalu, hingga akhirnya ku naik kelas 2 SMP. Saat itu aku baru menjadi mengapa kakak kelas ku dulu tertawa dan seakan-akan mengejek impian ku itu, aku baru menyadari bahwa impian itu tidak akan ku gapai jika orang lain tidak mengenal diri ku dan jati diri ku ku yang sesungguhnya. 

Pada saat itu adalah masa-masa pencalonan ketua osis untuk menggantikan osis yang lama atau regenerasi suatu organisasi dengan struktur dan anggota yang baru. Saat itu pula aku mencalonkan diri menjadi anggota OSIS dan aku terpilih menjadi Wakil Ketua OSIS yang mempunyai peran penting dalam suatu organisasi OSIS tersebut. 

Masa jabatan ku genap satu tahun, dan ku pun duduk di kelas 3 SMP. Terbesit pikiran ku tentang impian ku tersebut yaitu "menjadi aktor terkenal" namun ketika itu ku berpikir dan merenung sehingga timbul pertanyaan dalam diri ku. 

Apa hebatnya menjadi seorang aktor terkenal? 
Apakah itu mampu membuat kita menjadi dikagumi banyak orang?

Setiap malam ku memikirkan pertanyaan tersebut hingga aku lulus SMP pun aku tidak menemukan jawaban pada diri ku. 

Kini ku melanjutkan ke SMK yang aku pilih, namun tidak kesampaian sehingga ku melanjutkan ke SMK yang pada awalnya tidak menjadi pilihan dalam hati ini. Saat kelas 1 SMK aku sering tidak masuk, bahkan aku sering bolos dan bermain ke sekolah SMP ku tersebut. 

Ketika malam tiba pertanyaa tersebut kembali muncul dalam benak ku dan selalu menghantui pikiran ku yaitu 

Apa hebatnya menjadi seorang aktor terkenal? 
Apakah itu mampu membuat kita menjadi dikagumi banyak orang? 

Aku pun merenung dan memikirkan pertanyaan tersebut. Aku membayangkan dan mencoba membayangkan jika menjadi seorang aktor terkenal. Dalam lamunan ku ternyata menjadi aktor tidak semudah dan seindah yang ku inginkan dan ku impikan. Menjadi aktor sangat-sangat beban dalam hidup ku. Pada saat itu aku pun mencoba menghilangkan impian ku menjadi seorang aktor terkenal dan fokus sama sekolah ku itu. 
Beranjak ku duduk di kelas 2 SMK. Aku mencoba mempelajari kembali apa makna dari ku duduk di SMK yang awalnya bukan pilihan hati ku. Saat itu aku mulai suka dengan yang namanya elektronik yang kebetulan aku sekolah kejuruan yaitu jurusan Teknik Komputer Jaringan. Ketika itu aku mulai membaca dan mempelajari apa yang belum dipelajari oleh orang lain dan aku berusaha ingin bisa dan lebih bisa dari teman-teman ku. 

Akhirnya aku menjadi seorang yang dipercaya mengurus Lab komputer. Setiap harinya ku mencoba memberikan pengetahuan ku kepada teman-teman tentang apa yang telah ku pelajari. Pada saat itu aku baru menyadari bahwa menjadi seorang aktor itu tidak perlu terkenal, namun hanya perlu ditanamkan apakah kita bermanfaat untuk orang lain dan apakah kita dibutuhkan oleh orang banyak.

Saat itu aku mulai berbagi pengetahuan yang aku ketahui kepada teman-teman ku dikelas. Kami saling bertanya dan saling berbagi cerita tentang pengalaman ketika SMP dan bercerita tentang kepribadian masing-masing. Ketika itu ku menemukan keluarga baru yang penuh canda tawa dan kebahagiaan saling berbagi keluh kesah bahkan minum segelas kopi pun kami bersama. 

Impian kini hanya sebuah angan yang terlupa dan kini impian yang lalu berganti dengan impian yang baru.

Saat itu ku mulai mempunayi sebuah impian, yaitu bagaimana caranya ku untuk menadi seorang yang sukses dalam dunia IT. Baik sukses dalam memberi informasi tentang IT. Ketika itu pula aku mencoba untuk menulis dan menulis, namun saat itu ku menulis bukan tentang IT namun tentang sastra yaitu menulis sebuah puisi dan kata-kata mutiara. Entah apa yang aku tulis, semua adalah ungkapan kata-kata yang ada di dalam hati ku.

Ku mulai berpikir kembali, apa susahnya menjadi seorang penulis? ternyata memang sulit, disana kita harus mempelajari dan memahami apa yang kita tulis dan apa yang akan kita tulis, sert apakah tulisan tersebut menyakiti orang lain atau tidak. 

Ku mencoba menulis dari kata-kata yang keluar dalam diri ku tentang perasaan, pikiran dan hati. Baik ketika suasana hati ku sedang galau, senang maupun sedih. Ku mencoba membuka semua media dalam diri ku, membuka cakrawala dalam ingatan ku dan melepas semua beban dalam hati ku.

Setiap hari setiap jam aku menulis sebuah puisi berceritakan tentang keluh kesah ku, menceritakan semua tingkah laku ku, perasaan ku dan kesedihan ku. 

Genap satu tahun aku menulis hingga ku duduk di kelas 3 SMK, saat itu aku berusaha fokus tentang Ujian Nasional. Karena ku ingin menjadi seorang juara dalam kejuruan ku. Ternyata aku mendapatkan nilai kejuruan dengan hasil yang memuaskan meskipun tidak setinggi yang ku harapkan. 

Setelah lulus SMK aku membantu guru-guru SMP ku, ku mengajarkan tentang bagaimana cara mengunakan komputer dengan baik dan mengenal sosok komputer seperti mengenal diri sendiri. Karena komputer adalah benda mati yang jika kita perhatikan dan kita sayangi dia akan menjadi benda yang luar biasa yang mampu meringankan perkejaan yang kita lakukan. Disana ku menata pendataan arsip surat dan pendataan siswa disana. 

Dari sana banyak hal yang ku pelajari dan ku mengerti, ternyata menjadi seorang yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi orang lain jauh lebih terkenal dari pada menjadi seorang aktor terkenal. Keunikan yang mampu ku pahami, kebahagiaan yang tak kan mungkin terganti adalah kata yang tepat tentang mencari jati diri.
Sejalan dengan waktu dan sejauh udara menghepaskan langkah ku....

Banyak kata yang tak mampu terucap... Banyak Cerita yang tak mampu terjawab...

Kini ku memahami dan mengerti bahwa hal terkecil yang kita perbuat  mampu berdampak baik dan berdampak buruk untuk kita sendiri. Baik buruknya seseorang bukan dinilai dari penampilan, namun dinilai dari hati dan jati diri. Terkadang penampilan memang bisa menipu, namun hati dan jati diri tidak akan pernah bisa ditipu. 

Saat itu ku mencoba kembali dan berusaha mencari apa yang menjadi impian ku? 

Hingga kini aku pun tak tahu apa yang menjadi impian ku dan menjadi harapan ku, karena terlalu banyak yang ku inginkan sehingga aku tak mampu untuk memilih salah satu dari yang ku inginkan. 

Ku hanya bisa menjalani dan terus mencari impian ku yang ku inginkan.

Seorang teman pernah berkata kepada ku, jangan lah kau mengejar kesuksesan dengan satu hal yang kau kerjakan, namun carilah kesempurnaan untuk meriah semua itu. 

Dalam hati aku berpikir, apa yang dimaksud dengan kesempurnaan tersebut? 

Setiap kali ku mempelajari hal yang baru. Aku teringat kata-kata teman ku itu, dan ku mulai mekirkannya setiap kata yang diucapkannya. 

Aku mencoba bertanya kepada teman ku yang lain tentang perkataan teman ku itu. Teman ku yang ku tanya menjawab, bahwa kesempurnaan adalah bagaimana cara kita mempelajari hal-hal yang kita sukai tanpa paksaan. 

Aku  mulai mengerti tentang arti kesempurnaan, bahwa kesempurnaan adalah hal yang kita sukai dan yang selalu kita lakukan akan menjadi jalan kita menuju kesuksesan. 

Aku Menjadi Aktor dalam Diri ku

Impian ku kini telah ku capai meski tidak semuanya ku capai. Namun kini ku telah menjadi aktor seperti yang menjadi impian waktu ku kecil dulu. 

Menjadi aktor dalam diri sendiri lebih menyenangkan dari pada menjadi diri orang lain. 
Kita tidak haru meniru orang lain untuk menjadi ternal, kita dapat terkenal dengan menjadi diri sendiri.Tanpa batasan dan tanpa paksaan, apa yang kita lakukan apa yang kita kerjakan akan selalu membuat kita semakin terkenal.Karena tidak ada yang meniru apa yang kita lakukan dan kita tidak meniru apa yang orang lain lakukan. 

Ku masih ingin bercerita

Ketika hari mulai berlalu... Waktu pun kan pergi...
Ketika mimpi menjadi satu... Maka Sukses kan didapati...

Bersambung ...